Secara umum, arsitektur bangungan utama pada rumah Bangsal Kencono memiliki banyak kesamaan dengan desain rumah adat Jawa Tengah. Atap rumah ini memiliki bubungan tinggi yang menopang pada 4 tiang di bagian tengah yang bernama Soko Guru. Material atapnya sendiri terbuat dari bahan sirap atau genting tanah.
Adapun untuk tiang dan dinding, rumah ini disusun dari kayu-kayuan berkualitas. Tiang yang biasanya dicat berwarna hijau gelap atau hitam menopang pada umpak batu berwarna hitam keemasan. Sementara lantainya dibuat dari bahan marmer dan granit dibuat lebih tinggi dari permukaan tanah di sekitarnya. Kompleks rumah Bangsal Kencono sendiri tersusun atas beberapa bangunan dengan fungsinya masing-masing. Fungsi-fungsi ruang tersebut disesuaikan dengan kegunaan rumah adat Yogyakarta ini sebagai istana kerajaan. sedikitnya Bangsal Kencono dibagi menjadi 3 bagian, yaitu bagian depan, bagian inti, dan bagian belakang.
1. Bagian Depan
Bagian depan Rumah adat Yogyakarta ini terdiri dari Gladhag Pangurakan, Alun-Alun Lor, dan Masjid Gedhe Kasultanan. Gladhag Pangurakan adalah gerbang utama yang digunakan sebagai pintu masuk ke dalam istana. Letaknya berada di utara Keraton dan terdiri dari 2 gerbang, yaitu Gerbang Gladhag dan Gerbang Pangurakan (lebih dalam). Keduanya menggunakan sistem berlapis dan dijaga oleh prajurit kerajaan. Alun-alun Lor adalah lapangan berumput di utara Keraton. Di masa silam, bagian ini digunakan untuk penyelenggaraan beragam kegiatan dan acara kerajaan yang melibatkan rakyat, seperti upacara grebeg, upacara sekaten, watangan, rampogan macan, pisowanan ageng, dan lain sebagainya. Sat ini alun alun lor lebih digunakan untuk konser-konser musik, rapat akbar, kampanye, digunakan untuk sepak bola warga sekitar, dan tempat parkir kendaraan. Kompleks Mesjid Gedhe Kasultanan adalah sebuah masjid kasultanan yang digunakan oleh punggawa kesultanan untuk melaksanakan ibadah sholat. Letaknya berada di barat Alun-alun utara. Masjid ini juga kerap disebut Mesjid Gedhe Kauman. Arsitekturnya berbentuk tajug persegi dengan pintu utama di sisi timur dan utara bangunan.
2. Bagian Inti
Bagian Inti Rumah adat Yogyakarta terdiri dari Kompleks Pagelaran, Siti Hinggil Ler, Kamandhungan Lor, Sri Manganti, Kedhaton, Kamagangan, Kamandhungan Kidul, Siti Hingil Kidul; Bangsal Pagelaran adalah bangunan yang khusus digunakan bagi para penggawa kesultanan saat hendak menghadap sultan ketika upacara resmi. Kini ia lebih digunakan sebagai tempat digelarnya even-even pariwisata, religi, dan lain-lain disamping untuk upacara adat keraton. Siti Hinggil Ler letaknya berada di selatan kompleks Pagelaran. Secara tradisi bangunan ini digunakan untuk tempat pelaksanaan upacara-upacara resmi kesultanan.
3. Bagian Belakang
Bagian Belakang Rumah adat Yogyakarta terdiri dari Alun-Alun Kidul dan Plengkung Nirbaya. Alun-alun Kidul adalah alun-alun yang terletak di bagian Selatan Keraton. Ia sering pula disebut Pengkeran. Sementara Plengkung Nirbaya adalah poros utama ujung selatan keraton yang lurus menuju gerbang keluar untuk prosesi pemakaman Sultan yang wafat ke Imogiri. Nah, demikianlah yang dapat kami sampaikan tentang rumah adat Yogyakarta yang bernama rumah Bangsal Kencono Keraton. Selain berfungsi sebagai identitas budaya masyarakat Ngayogyakarta Hadiningrat, rumah adat ini juga memiliki arti penting bagi perkembangan peradaban sekaligus bukti eksistensi kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat hingga saat ini. Semoga bermanfaat dan baca juga artikel kami selanjutnya tentang rumah adat Jawa Timur.
Sumber: http://adat-tradisional.blogspot.com/2016/11/rumah-adat-yogyakarta-bangsal-kencono.html
Disalin dari Blog Adat Tradisional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar