Rumah Adat Papua
Papua, salah satu provinsi di Indonesia yang telah diujung timur, dengan wilayah yang paling luas diantara provinsi lainnya. Dulunya daerah ini disebut dengan nama Irian barat pada tahun 1969 sampai 1973.
Kemudian berganti nama menjadi Irian Jaya sampai pada tahun 2002. Dan berubah nama lagi menjadi Papua dengan dikeluarkannya UU No. 21/2001 Otonomi Khusus Papua.
Kemudian Papua dibagi menjadi dua provinsi, yakni provinsi Papua barat dengan ibukota Monokwari dan provinsi Papua dengan ibukota Jayapura.
Provinsi ini memiliki luas mencapai 410.480.000 ha dengan lautan yang membentang sepanjang 228.000 km2. Bisa dikatakan luasnya kurang lebih 21% dari keseluruhan wilayah indonesia.
Wilayah ini sebagian masih tertutup oleh hutan hujan tropis yang cukup lebat. Sedangkan masyarakatnya kurang lebih 80% masih hidup di wilayah pedalaman, terkhusus bagian papua tengah.
Dengan wilayah yang luas dengan hutan, laut dan keanekaragaman biota menjadikan Papua termasuk wilayah yang indah.
Selain itu, tanah Papua memiliki banyak tersimpan sumber daya alam yang melimpah, seperti gas alam, minyak dan aneka bahan tambang.
Etnik papua cukup banyak yaitu 193 suku bangsa serta setiap sukuanya memiliki bahasa yang berbeda-beda. Kebudayaan di dalamnya juga beragam, salah satunya dari suku bangsa Asmat, Kamoro, dan Dani Sentani merupakan budaya yang paling indah.
Selain itu, sumber kearifan lokal bisa ditemukan di beberapa suku seperti Asmat, Agats, Ayamaru, Mandacan, dan suku yang lainnya.
Rumah adat Honai Papua
Honai adalah salah rumah adat Papua, tepatnya rumah adat suku Dani yang bisa ditemukan di Lembah dan pegunungan provinsi Papua.
Wilayah yang cukup banyak ditemukan ialah di lembah Baliem atau Wamena dengan suku Lani yang menempatinya dan masih banyak lagi. Bangunannya terbuat dari kayu dengan atap yang memiliki bentuk kerucut yang terbuat dari jerami.
Rumah Honai dibangun dengan ruang yang cukup sempit dan tanpa ada jendela, hal ini bertujuan menahan dingin di pegunungan Papua.
Bangunan ini memiliki tinggi mencapai 2,5 meter serta pada bagian tengah rumah dibuat lingkara tempat membuat api sebagai penghangat badan.
Baca juga : Kumpulan ucapan pernikahan keren dan paling gokil.
Bentuk Bangunan Rumah Honai
Rumah Honai memiliki tinggi bangunan kurang lebih mencapai 2,5 meter dengan lebar 2,5 meter. Dengan ciri arsitektur yang cukup sedehana rumah Honai tetap terlihat unik dan menarik.
Bangunan ini dapat ditemukan di lembah dan pegunungan di tengah pulau Papua. Wilayah tersebut memiliki suhu udara dingin terutama Puncak Jayawijaya yang berada di ketinggian 2.500 meter di atas permukaan laut.
Hal tersebut mendorong orang papua untuk membuat rumah dengan tinggi yang cukup rendah, dengan satu pintu dan tanpa jendela. Supaya udara dingin dari luar tidak masuk kedalam rumah, serta tempat berlindung dari hewan liar.
Pada bagian atap rumah Honai dibentuk kurucut yang dibuat dari jerami. Untuk fungsinya agar melindungi permukaan dinding dari air hujan serta dapat membatasi udara dingin yang masuk ke dalam rumah.
Sedangkan untuk bagian dinding rumah terbuat dari kayu dan hanya diberi satu pintu tanpa jendela satu pun.
Ruangan rumah adat papua ini terbagi menjadi 2 lantai. Pertama lantai memiliki fungsi sebagai temapat tidur dan lantai yang memiliki fungsi untuk beristirahat, makan, dan berkumpul keluarga.
Penerangan pada malam hari menggunakan kayu yang dibakar dibagian tengah rumah. Selain untuk penerangan, panas dari bara api juga dimanfaatkan untuk menghangatkan badan penghuni rumah.
Tidak seperti masyarakat modern yang tidur beralaskan kasur, para penghuni rumah ini memakai rerumputan kering sebagai alas tidur. Pada rumah ini terdapat tiga jenis ruangan.
Diantaranya pertama untuk kaum laki disebut Honai, untuk wanita disebut Ebei dan untuk kandang babi disebut Wamai.
Tata Ruang Rumah Honai
Dengan dua lantai dalam satu bangunan, pembagian ruangan rumah adat papua ini cukup sederhana. Lantai pertama digunakan untuk makan, memasak serta kegiatan harian.
Kemudian untuk lantai kedua digunakan untuk tidur, ruangan ini berisi beberapa kamar yang saling berhubung. Pada lantai dasar terdapat lubang di tengah yang digunakan untuk menyalakan api.
Macam Rumah Honai
Pada salah suku Papua yang bernama suku Dani, menyebut cara hidup bermukim dengan sebutan sili. Pengertian sili sendiri adalah lingkungan yang menjadi tempat tinggal atau hidup sebuah keluarga.
Bagian-bagian rumahnya dibagi menjadi rumah honai untuk laki, ebeai honai untuk perempuan dan wanai untuk hewan ternak. Untuk ukuran honai untuk laki-laki lebih besar dibandingkan ebeai untuk perempuan.
Kata honai berasal dari dua kata, yang pertama Hun yang berarti pria dewasa dan Ai yang berarti rumah.
Sedangkan untuk perempuan disebut dengan nama Ebeai, yang berasal dari kata Ebe yang berarti tubuh dan Ai berarti rumah. Dan untuk tempat tinggal hewan ternak seperti babi diberi nama Wamai.
Fungsi-fungsi Rumah Honai
Fungsi utama dari rumah adat honai ialah sebagai tempat tinggal. Namun masih ada beberapa fungsi lain seperti dibawah ini:
- Sebagai tempat penyimpanan berbagai alat-alat perang dan berburu hewan.
- Untuk mengajarkan kepada anak laki-laki supaya mampu menjadi pria dewasa dan kuat, serta bermanfaat untuk sukunya kelak.
- Sebagai tempat untuk merencakan strategi perang, apabila suatu saat terjadi peperangan.
- Untuk menyimpan benda-benda atau simbol dari adat suku yang menjadi warisan turun-temurun
Makna dan Filosofi Rumah Adat Papua
Rumah adat merupakan bangunan yang telah ada sejak dahulu kala dan diturunkan dari setiap generasi. Di dalamnya tentu mengandung makna dan filosofi yang cukup banyak, dalam hal ini rumah adat Papua yaitu Honai.
Bentuk melingkar pada rumah ini memiliki makna sebagai berikut:
- Sebagai simbol menjaga kesatuan dan persatuan antar sesama suku.
- Bentuk sikap mempertahankan dan merawat budaya yang telah diwariskan oleh para leluhurnya.
- Bentuk kekompakan dengan hidup di satu atap rumah.
- Rumah Honai merupakan simbol dari kepribadian, martabat, serta harga diri dari suku papua yang harus dilestarikan dan dijaga.
Dan tentunya masih ada banyak yang terkadung rumah adat ini yang hanya bisa dirasakan oleh mereka para penghuni rumah ini.
Rumah Adat Kariwari
Rumah Adat Kariwari merupakan rumah adat duku Tobati-enggros yang tinggil di sekitar tepian Danau Sentani di Kabupaten Jayapura, Papua. Bangunan rumah ini digunakan khusus untuk laki-laki yang duah berusia 12 tahun.
Di tempat ini anak laki-laki dikumpulkan dan didik untuk mengenal dan belajar mencari penghidupan. Dengan tujuan agar kelak ketika dewasa menjadi kuat, terampil dan pintar.
Semisal belajar memahat, membuat perisai, perahu, bercocok tanam, dan teknik dalam berperang.
Bangunan Rumah adat Kariwari
Bentuk bangunan seperti limas segi delapan dengan atap berbentuk kerucut. Bangunan ini kuat menahan angin yang cukup kencang dari segala arah.
Bentuk atap yang kerucut juga memiliki makna yang berkaitan dengan kepercayaan masyarakat untuk mendekatkan diri dengan roh para leluhurnya.
Beberapa bahan untuk membangun rumah ini seperti kulit kayu dijadikan alat lantai, bambu yang dibelah kemudian disusun untuk dinding. Kemudian untuk atap menggunakan daun sagu yang ditata rapi.
Menariknya bangunan ini hanya memiliki 8 buah kayu utuh sebagai kerangkanya dan disambung menggunakan tali.
Jenis kayu yang digunakan adalah kayu besi. Sedang batang kayu utuh memiliki fungsi untuk menjaga keseimbangan bangunan dan menahan atap bangunan agar tidak terlepas.
Pada diantara 8 struktur bangunan tepatnya dibawah batang kayu dimanfaat untuk menyimpan hasil kerajinan dan alat perang.
Tata ruang Rumah adat Kariwari
Ruamh adat Kawari memiliki tinggi sekitar 20 sampai 30 meter. Sedangkan untuk diamater lingkaran bangunan mencapai 8 sampai 12 meter. Pada bangunan dibagi menjadi 3 ruang, paling bawah untuk belajar kaum laki-laki.
Lantai tengah dijadikan tempat tidur dan tempat pertemuan para ketua suku. Untuk yang paling atas dijadikan sebagai tempat meditasi agar menambah semangat daya juang, emosi, dan berdoa.
Rumah adat Rumsram
Rumah Rumsram merupakan rumah adat suku Biar Numfor di daerah Pantai Utara Papua. Sama halnya dengan rumah Kariwari, rumah ini juga dikhususkan untuk laki-laki. Bahkan perempuan dilarang untuk mendekat apalagi memasuki rumah ini.
Fungsi rumah rusman adalah sebagai tempat belajar dan mendidik anak laki-laki untuk mencari dan mengembangkan kemampuannya.
Bangunan Rumah adat Rumsram
Bentuk dari rumah adat Papua ini seperti perahu yang sedang terbalik. Hal ini dikarenakan bentuk mata pencarian hidup mereka menggunakan perahu untuk mencari ikan di laut.
Bahan untuk membuat bangunannya semua dari alam, seperti kulit kayu, bambu air, dan daun sagu. Sama seperti bangunan rumah adat Kawirari, dinding terbuat dari bambu, lanti dari kulit kayu dan atap dari daun. Ada 2 pintu yaitu di depan dan belakang serta beberapa jendela.
Tata ruang Rumah adat Rumsram
Tinggi Rumah adat Rumsram mencapai 8 meter dengan 2 ruang didalamnya. Untuk ruang pertama tanpa dinding menjadikanya terbuka dan hanya ada kolom bangunan yang tampak.
Di rumah inilah setiap anak laki-laki suku diajarkan beberapa keahlian yang bersifat praktis. Seperti memahat, membuat perisai, perahu, dan berbagai hal yang kelak bisa bermanfaat.
Sekian ulasan mengenai Rumah Adat Papua Honai, Kariwari, dan Rumsram. Semoga bermanfaat untuk pembaca sekalian.
by:https://ibnudin.net/rumah-adat-papua-honai/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar